Purwokerto—Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) kembali menggelar Seminar Nasional Kolaborasi Dosen dan Mahasiswa #5, yang diselenggarakan oleh Fakultas Ilmu Budaya (FIB) pada Sabtu, 25 Oktober 2025. Kegiatan yang mengusung tema “Analisis Berpikir Kritis Pada Penerapan Pembelajaran, Penelitian dan Pengabdian bidang Bahasa, Sastra dan Budaya” ini berlangsung secara hybrid, memadukan partisipasi luring di Aula Bambang Lelono dan daring melalui platform digital.
Acara dibuka secara resmi oleh Dekan FIB Universitas Jenderal Soedirman, Prof. Dr. Ely Triasih Rahayu, M.Hum., yang dalam sambutannya menekankan pentingnya membangun budaya akademik yang kritis, kolaboratif, dan relevan dengan kebutuhan masyarakat. Menurutnya, perguruan tinggi tidak hanya bertugas menghasilkan lulusan yang berkompeten, tetapi juga yang memiliki kemampuan berpikir tajam, berargumentasi ilmiah, dan mengimplementasikan pengetahuan dalam kehidupan nyata.
“Fakultas Ilmu Budaya Unsoed telah konsisten menghadirkan ruang kolaborasi antara dosen dan mahasiswa melalui forum ilmiah seperti ini. Tradisi seminar dan publikasi bukan sekadar rutinitas, tetapi wujud nyata komitmen akademik untuk menjadikan ilmu pengetahuan sebagai praktik yang hidup, berdampak, dan berjejaring,” ujar Dekan dalam sambutannya.
Prof. Ely Triasih juga mengapresiasi langkah FIB Unsoed yang adaptif terhadap perkembangan teknologi dengan menerapkan model seminar hybrid. Ia menambahkan, kegiatan kolaboratif seperti ini membuktikan bahwa output akademik harus bergerak menjadi outcome yang diakui secara ilmiah dan memberi dampak sosial yang nyata. Ia berharap kegiatan ini dapat melahirkan pemikiran kritis dari dosen maupun mahasiswa, serta memperkuat kontribusi akademik Unsoed di tingkat nasional dan internasional.
Setelah sambutan pembukaan, acara dilanjutkan dengan penyampaian materi dari para narasumber. Dr. Collin Jerome dari Universiti Malaysia, Sarawak membuka sesi dengan pemaparan yang menyoroti peran berpikir kritis dalam kajian budaya dan pembelajaran lintas konteks. Sesi berikutnya diisi oleh Dr. Martalia Ardiyaningrum, M.Si. dari Universitas Alma Ata yang membahas penerapan berpikir kritis dalam penelitian sosial-humaniora. Sementara itu, Dr. Asrofin Nur Kholifah, M.Hum. dari Universitas Jenderal Soedirman menutup sesi dengan kajian mendalam tentang praktik berpikir kritis dalam pengabdian masyarakat berbasis budaya lokal.
Materi yang beragam dan disampaikan dari berbagai perspektif keilmuan tersebut berhasil memantik diskusi yang dinamis serta pertanyaan-pertanyaan berkualitas dari para peserta. Interaksi aktif antara pembicara dan peserta mencerminkan semangat berpikir kritis yang menjadi inti tema seminar tahun ini. Kegiatan ini sekaligus menjadi bukti nyata bahwa kolaborasi antara dosen dan mahasiswa dapat melahirkan ruang belajar yang inspiratif, interaktif, dan produktif bagi perkembangan akademik di lingkungan FIB Unsoed.
#fibunsoed #unsoed1963 #merdekamajumendunia #berbudayakreatifmendunia

