Purwokerto, 30 Mei 2025 – Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jenderal Soedirman (FIB Unsoed) kembali menyelenggarakan kegiatan dosen tamu yang kali ini mengangkat tema pemanfaatan Bahasa Mandarin dalam industri digital dan profesi penerjemahan. Acara yang berlangsung pada Jumat, 30 Mei 2025 pukul 09.00 WIB ini menghadirkan dua narasumber inspiratif dan dihadiri oleh mahasiswa serta dosen Program Studi D3 Bahasa Mandarin.
Kegiatan diawali dengan sambutan dari Dekan Fakultas Ilmu Budaya, Prof. Dr. Ely Triasih Rahayu, S.S., M.Hum. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan bahwa kemajuan ekonomi Tiongkok membuka peluang besar bagi lulusan Bahasa Mandarin, khususnya dalam bidang penerjemahan. Oleh karena itu, kurikulum perlu memberikan ruang praktik yang lebih luas bagi mahasiswa agar siap bersaing di dunia kerja.
Sesi pemaparan materi dipandu oleh Dr. Dyah Tjaturrini, S.S., M.Si sebagai moderator, dan menghadirkan dua narasumber dari dua bidang yang berbeda namun saling melengkapi:
Narasumber 1 : Taruna Widi – Praktisi Content Creator @wisatapurwokerto & @purwokertoonline
Dalam paparannya yang bertajuk “Peluang Bahasa Mandarin Dalam Industri Digital di Bidang Pariwisata”, Taruna menekankan pentingnya personal branding sebagai langkah awal untuk terjun ke industri digital pariwisata. Menurutnya, Bahasa Mandarin kini tidak hanya sebagai bahasa sekunder dalam konten pariwisata, melainkan mulai menjadi bahasa utama di berbagai platform digital. Ia juga membagikan strategi pembuatan konten bilingual Indonesia-Mandarin mulai dari penentuan tujuan, pemilihan platform yang tepat, hingga proses produksi konten secara teknis. Lebih jauh, ia menjelaskan bagaimana konten lokal yang dikemas dengan baik bisa berdampak secara global, khususnya dengan memahami selera pasar wisatawan Tiongkok.
Narasumber 2: Dodi Nugroho – Interpreter PT KCIC dan Alumni D3 Bahasa Mandarin Unsoed
Membawakan materi tentang dunia penerjemahan, Dodi menjelaskan berbagai jalur karir yang bisa ditempuh oleh lulusan Bahasa Mandarin, mulai dari interpreter, translator, hingga Mandarin speaker di berbagai sektor industri. Ia menyoroti bahwa industri manufaktur adalah salah satu sektor awal yang ideal untuk memulai karir karena sistem kerjanya yang konstan dan terstruktur. Ia juga mengajak peserta untuk memahami bahwa profesi penerjemah tidak hanya tentang penguasaan bahasa, namun juga pemahaman konteks bidang kerja, terutama bagi translator yang bekerja lintas disiplin.
Kegiatan ditutup dengan sesi tanya jawab yang interaktif dan antusias dari peserta. Sebagai penutup, kedua narasumber diberikan sertifikat apresiasi dari pihak fakultas.