Purwokerto, 11 Februari 2025 – Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) menggelar acara pengukuhan lima guru besar di Graha Widyatama Prof. Rubiyanto Misman. Acara yang berlangsung pada Selasa ini mengusung tema Ngudi Luhuring Budaya Jawa Kanthi Kawruh Ilmiah, menekankan pentingnya perpaduan budaya dan ilmu pengetahuan dalam dunia akademik.
Lima guru besar yang dikukuhkan dalam acara ini adalah:
- Prof. Dr. Ely Triasih Rahayu, S.S., M.Hum. (Sosiolinguistik, Fakultas Ilmu Budaya)
- Prof. Dadan Hermawan, S.Si, M.Si, Ph.D. (Kimia Pemisahan, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam)
- Prof. Dr. Eng Mukhtar Effendi, S.Si., M.Eng. (Fisika Material Elektronik, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam)
- Prof. Dr. Ir. Saparso, M.P. (Ekofisiologi Hortikultura, Fakultas Pertanian)
- Prof. Dr. Isdy Sulistyo, DEA. (Iktiologi Terapan/Reproduksi Ikan, Fakultas Perikanan dan Kelautan)
Dalam kesempatan ini, Prof. Dr. Ely Triasih Rahayu,S.S.,M.Hum menyampaikan orasi ilmiahnya yang berjudul “Keigo dalam Perspektif Migran Caregiver Indonesia di Jepang”. Penelitiannya menyoroti penggunaan keigo, Japanese honorific language, yang merupakan salah satu pemicu stress bagi migran caregiver. Kekurangan ini mengakibatkan terjadinya gesekan budaya di tempat kerja.
Dalam orasinya, beliau menjelaskan bahwa keigo merupakan salah satu aspek bahasa Jepang yang kompleks yang digunakan untuk menunjukkan rasa hormat, kesopanan, atau penghormatan kepada orang lain. Melalui penelitiannya, ditemukan bahwa para caregiver mengalami pergeseran penggunaan ragam keigo (hormat) ke ragam futsuukei (biasa). Ungkapan keigo adalah ungkapan yang cenderung panjang dengan pola yang rumit sehingga sudah diterima karena keterbatasan pendengaran lansia. Selain itu, pengunaan keigo dapat menimbulkan gap antara perawat dan lansia yang akan memengaruhi proses komunikasi.
Dari hasil penelitian, Prof. Dr. Ely Triasih Rahayu,S.S.,M.Hum menekankan bahwa meskipun perubahan ini tidak selalu menunjukkan ketidaksopanan, pemahaman mendalam tentang keigo tetap penting bagi pekerja migran agar dapat menyesuaikan bahasa sesuai dengan norma sosial di Jepang. Ia juga menyoroti perlunya pelatihan keigo bagi pekerja migran sebelum berangkat ke Jepang agar komunikasi dengan lansia dapat berjalan lebih baik.
Acara pengukuhan ini menjadi momentum bagi Unsoed untuk terus mengembangkan keilmuan yang berpijak pada nilai budaya lokal sekaligus berorientasi global. Dengan bertambahnya lima guru besar baru, Unsoed semakin memperkuat posisinya sebagai institusi pendidikan yang unggul dalam riset dan pengabdian kepada masyarakat.
#unsoed1963 #merdekamajumendunia #fakultasilmubudaya #pengukuhanprofesor #sosiolinguistik #keigo #migran