Peninjauan kurikulum program studi tentu wajib dilakukan secara berkala demi memberikan pembelajaran yang berkualitas dan up-to-date. Oleh karena itu, prodi sastra inggris Unsoed mengadakan workshop kurikulum hari Sabtu (14/3/20) dan Minggu (15/3/20) lalu. Acara bertempat di Ruang Rapat lantai 2, Gedung A Fakultas Ilmu Budaya Unsoed, dihadiri oleh segenap dosen Sastra Inggris beserta korprodi, kajur & sekjur Sasing, jajaran dekanat, ketua GPM, alumni dan pengguna alumni (stakeholder). Workshop hari pertama diawali dengan ceramah oleh narasumber yaitu Dr. Ribut Basuki, M.A. dari Universitas Petra Surabaya.
Dalam presentasinya, Dr. Basuki menekankan pentingnya kurikulum untuk menyesuaikan perkembangan jaman. Apalagi di era industri 4.0 ini pembelajar memiliki karakteristik yang berbeda dari era sebelumnya, misalnya kebutuhan untuk berkreasi, keinginan untuk belajar secara cepat dan mudah, penggunaan teknologi komunikasi dan sebagainya. Apabila kebutuhan ini tidak diantisipasi, prodi bisa gagal memenuhi kebutuhan pasar dan akan kehilangan peminat.
Dosen Universitas Petra yang juga menjabat sebagai ketua ESAI (asosiasi Program Studi Inggris di Indonesia) ini kemudian memberikan contoh kurikulum yang dirancang sedemikian rupa untuk memenuhi minat calon mahasiswa sekaligus memenuhi kebutuhan dunia kerja. Pemaparan ini juga diwarnai dengan tanya jawab yang hangat dengan peserta workshop.
Sesudah ceramah narasumber, acara selanjutnya adalah wawancara dengan lulusan dan pengguna lulusan (stakeholder). Kehadiran mereka memang sangat dibutuhkan dalam penyusunan kurikulum yang berbasis kompetensi. Beberapa masukan mereka misalnya perlunya penguatan basic skill yang relevan dengan aktivitas di tempat kerja, dan perlunya mengantisipasi trend di masa depan. Acara kemudian dilanjutkan dengan penyatuan visi dimana semua dosen Sastra Inggris sepakat untuk melakukan rebranding pada kurikulum Sastra Inggris.
Workshop hari kedua di tempat yang sama diawali dengan penyusunan visi-misi dan tujuan prodi yang dipandu oleh korprodi Sasing, Taufiqurrohman. Agenda berikutnya adalah menentukan proporsi kompetensi serta matakuliah sebagai sarana pencapaiannya. Sebagai hasilnya, draft kurikulum Prodi Sasing berhasil disusun. Tentunya draft ini masih harus melalui beberapa tahapan sebelum digunakan untuk kegiatan pembelajaran mendatang. (RPH)