(23/03/2022) Pemilihan Mahasiswa Berprestasi (Pilmapres) – sebuah ajang yang cukup bergengsi; begitulah yang saya pikirkan sebagai mahasiswa semester 1 dahulu yang baru saja diterima di program studi Pendidikan Bahasa Inggris, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Jenderal Soedirman ketika melihat sebuah postingan di media sosial. Seorang Mapres pasti bukanlah mahasiswa biasa-biasa saja, karena untuk menjadi salah satunya menuntut kemampuan yang memumpuni baik di bidang akademik maupun non-akademik. “Apa bisa ya aku jadi Mapres?” gumam saya saat itu.

Salam kenal, saya Kurnia Akbar Santoso mahasiswa PBING 2019 UNSOED. Sejak kecil, ibu saya selalu berpesan “Jadilah orang yang besar, seperti arti namamu: Akbar.” Ucapan tersebut selalu menjadi motivasi, yang berarti saya harus menjadi mahasiswa yang bukan biasa-biasa saja. Memiliki prinsip demikian, perkuliahan dari semester ke semester saya jalani dengan sungguh-sungguh dan maksimal namun tetap dinikmati, karena bahasa Inggris merupakan hal yang sangat saya sukai sejak sekolah dasar atau biasa disebut passion. Sehingga, perkuliahan dijalani dengan senang. Selain itu, saya juga mengikuti kegiatan-kegiatan yang bersifat mengembangkan kepribadian dan soft skills seperti himpunan mahasiswa HIMEDITION, kegiatan pengabdian, dan lain-lain; karena, sangat disayangkan jika kegiatan hanya dihabiskan di dalam kelas di depan buku.

Tidak terasa karena menikmati perkuliahan, saya sudah memasuki semester 4 (2021). Pada semester-semester sebelumnya, niat untuk mengikuti Pilmapres sedikit berkurang karena adanya pandemi COVID-19 yang meresahkan, tetapi tidak menjadikan semangat perkuliahan surut karena masih bisa beraktivitas dengan hal kesukaan (Bahasa Inggris) walau segalanya dilakukan secara daring dengan segala keterbatasannya. Hingga pada semester 4 awal, saya direkomendasikan oleh para dosen untuk mengikuti Pilmapres tingkat fakultas. Sontak saya merasa terkejut, sedikit cemas, bercampur bangga dan bahagia ibarat pelangi – mejikuhibiniu. Cemas dirasa sebab salah satu aspek yang dinilai adalah karya tulis ilmiah, sedangkan saya belum pernah sama sekali. Hal itu tidak membuat tekad saya ciut, karena pasti dibimbing oleh dosen-dosen pendamping. Setelah mengikuti seleksi tingkat program studi, saya terpilih maju ke tingkat fakultas. Merasa diberi kepercayaan yang besar, keseriusan semakin meningkat. Aspek yang akan dinilai seperti karya tulis, presentasi, dokumen pencapaian akademik (IPK), dan pencapaian non-akademik seperti organisasi kepanitian dan lain-lain dipersiapkan dalam beberapa minggu. Kepenulisan karya tulis memerlukan usaha lebih karena ini adalah pertama kali saya menulis. Para kompetitor yang akan dihadapi pasti juga kompeten, secara mereka yang terpilih dari program studi lain di fakultas. Hal tersebut membuat saya sedikit ragu, namun saya putuskan untuk menaruh fokus pada diri sendiri. Hingga tiba saatnya untuk berjuang di medan laga; Pilmapres fakultas terlaksana dalam satu hari–puncak perjuangan. Prinsip klasik “Usaha tidak akan mengkhianati hasil” ada benarnya. Alhamdulillah, juara 2 berhasil saya raih dalam Pilmapres ini.

Dari situ saya belajar bahwa agar berprestasi, yang pertama adalah cintai dulu bidang yang dipelajari sehingga aktivitas atau tantangan apapun akan tetap bisa dinikmati. Membanding-bandingkan diri kita dengan orang lain memanglah perlu namun tidak baik jika terlalu. Don’t compete with anybody. Compete with yourself instead. Menjadi pribadi yang lebih baik daripada diri kita yang kemarin. Beranikan diri untuk mencoba, karena if you only do what you can do, you will never be more than who you are now. (KAS)