(08/05/2021) Prodi Pendidikan Bahasa Inggris mengadakan Kuliah Umum bertema “Mebuka Peluang Bisnis Start Up yang Kekinian” pada tanggal 18 Juni 2021 pukul 14.00 – 16.00 secara daring. Mata kuliah ini dilakukan sebagai bentuk kegiatan awal wujud kerja sama yang telah ditandatangani antara Fakultas Ilmu Budaya dan Yayasan Harapan Pendidikan Indonesia. Perkulahan disampaikan oleh Ibu Humaira, S.S. selaku kepala divisi Human and Resource Development (HRD), EHI.

Respon cepat terhadap luncuran program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM) ditunjukkan oleh Prodi Pendidikan Bahasa Inggris, Fakultas Ilmu Budaya dengan membuka peluang kerja sama dengan berbagai perusahaan dan institusi luar kampus. Kerja sama ini diantaranya diinisiasi oleh Divisi Kewirausahaanya yang diketuai oleh Ibu Tuti Purwati, S.S., M.Pd. dengan Yayasan Harapan Edukasi Indonesia (EHI). EHI adalah prusahaan Start Up yang berbasis di Purwokerto namun garapan wilayahnya telah sampai ke level internasional. EHI telah menyelenggarakan kegiatan di beberapa negara diantaranya Turki, Korea, dan Singapura.

Fokus utama bidang Garapan EHI yaitu edutourism. Sebagai perusahaan Start Up daerah yang sudah sukses, Prodi Pendidikan Bahasa Inggris menyelenggarakan Kuliah Umum tentang Peluang ber-Start Up bagi mahasiswa calon peserta MBKM. Selain sebagai sarana belajar mahasiswa untuk mengenal seluk beluk perusahaan Strat Up, kuliah umum ini sekaligus sebagai sosialisasi program magang yang akan dibuka oleh EHI kepada para mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Inggris.

Pada presentasinya, Ibu Humaira menyampaikan tiga komponen utama bisnis start up yaitu Orang-orang yang kreatif (Creative People), peralatan digital (Digital Devices), dan Pengetahuan yang luas (Knowledge). Ketiga komponen ini menjadi keniscayaan untuk bisa dijalankannya sbeuah start up. Setelah memiliki ketiga komponen ini, sangat penting bagi perusahaan untuk mengidentifikasi unsur Strength (S), Weakness (W), Opportunity (O), dan Threat (T) atau SWOT. SWOT diperlukan agar arah kebijakan Start Up bisa lebih terpetakan. SWOT yang dilakukan menjadi dasar dalam pemebentukan Road Map Start Up. Road Map berawal dari pembentukan tim yang solid dan sefrekuensi, pengumpulan berbagai referensi media, pembentukan konsep sederhana dengan impact yang masiv, seorang koordinator yang handal, dan konsistensi bekerja.

Peserta perkuliahan umum antusias mengikuti perkuliahan. Beberapa pertanyaan diajukan kepada Ibu Humaira. Diantara pertanyaan yang diberikan datang dari seorang mahasiswa, Faisal Amin, “Saya walaupun generasi milenial tapi cukup menyenangi budaya. Dengan segmen EHI yang terkesan sangat modern dan milenial, apakah interest saya ini terbuka peluangnya untuk bisa magang di EHI?” Ibu Humaira menjelaskan bahwa EHI sangat membuka peluang untuk magang bagi mahasiswa dengan berbagai minat. Minat yang unik bahkan bisa menjadi sebuah peluang baru bagi pengembangan bisnis Start Up.

Nantinya, mahasiswa yang akan magang di EHI akan ditempatkan di beberapa divisi. Penempatan ini melalui proses seleksi oleh HRD. Akan ada 10 slot magang bagi mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris, FIB. Mereka yang diterima akan diperlakukan layaknya karyawan EHI yang lain. Salah satu tantangan yang akan diberikan oleh EHI kepada para mahasiswa magang adalah bagaimana mereka mampu mendesain sebuah program yang bisa dijual kepada target konsumen. Mahasiswa yang magang akan diberikan insentif oleh EHI. Karena itu, secara kesleuruhan, EHI membuka peluang kepada mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Inggris untuk belajar secara langsung bagaimana membuka peluang bisnis Start Up.

MBKM adalah terobosan program yang ditujukan untuk peningkatan life skills mahasiswa, dosen, dan seluruh staf yang terkait dalam seluruh unit kerja kampus di bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Salah satu kebijakan dalam program MBKM adalah hak belajar minimal 20 sks yang bisa diambil di luar program studi. Ada delapan tawaran program bagi mahasiswa yang akan mengambil hak belajar di luar kampus yaitu magang, asistensi mengajar di Lembaga Pendidikan, riset, wirausaha, proyek independent, pertukaran mahasiswa, KKN Bina Desa, dan proyek kemanusiaan. Pemerintah sebenarnya telah menyediakan fasilitas terhadap kedelapan program tersebut, namun, kuotanya masih terbatas. Karena itulah, Fakultas Ilmu Budaya segera membuka banyak peluang kerja sama dengan berbagai lembaga dan perusahaan di luar lingkungan kampus. Kerja sama dengan EHI adalah wujud cepat tanggap Prodi Pendidikan Bahasa Inggris dalam merespon diberlakukannya program MBKM. (NR)